SISTEM INFORMASI AKUNTANSI *** SIKLUS PENGELUARAN : PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS
MAKALAH
SIKLUS PENGELUARAN : PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS
Diajukan sebagai tugas
Mata Kuliah
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Nama : MURPRIYANTI
NPM : 15320130
Prodi : S1 Akuntansi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Siklus pengeluaran adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi
pemrosesan informasi terkait yang terus-menerus berhubungan dengan pembelian
serta pembayaran barang dan jasa. Tujuan utama dalam siklus pengeluaran adalah
untuk meminimalkan total biaya perolehan dan pemeliharaan persediaan,
perlengkapan, dan berbagai layanan yang diperlukan perusahaan.
Aktivitas-aktivitas dalam siklus pengeluaran adalah cerminan dari
aktivitas-aktivitas dasar yang dijalankan dalam siklus pendapatan.
Sistem informasi sumber daya manusia adalah sistem yang bertugas untuk
mengumpulkan dan memelihara data yang menjelaskan sumber daya manusia, mengubah
data tersebut menjadi informasi, dan melaporkan informasi itu kepada pemakai.
Adanya sistem akuntansi yang memadai, menjadikan akuntan perusahaan dapat
menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatan manajemen, para pemilik
atau pemegang saham, kreditur dan para pemakai laporan keuangan (stakeholder)
lain yang dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi. Untuk mengatasi adanya
kesalahan dan penyimpangan dalam perhitungan dan pembayaran gaji dan upah maka
perlu dibuat suatu sistem penggajian dan pengupahan.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana siklus
pengeluaran terhadap pembelian dan proses pembayaran?
2.
Apa saja ancaman-ancaman
dan pengendalian yang terjadi pada pembelian dan proses pembayaran dalam siklus
pengeluaran?
3.
Bagaimana siklus
pengeluaran terhadap proses penggajian?
4.
Apa saja
ancaman-ancaman dan pengendalian yang terjadi pada proses penggajian dalam
siklus pengeluaran?
BAB II
LANDASAN TEORI
A. SIKLUS PENGELUARAN
Siklus pengeluaran (expenditure cycle)
adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan informasi terkait
yang terus-menerus berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan
jasa.
Di dalam perusahaan, informasi mengenai kebutuhan untuk membeli barang dan
bahan baku mengalir ke siklus pengeluaran dari siklus pendapatan dan produksi,
pengendalian persediaan, dan berbagai departemen. Setelah barang dan bahan baku
tiba, pemberitahuan penerimaannya mengalir kembali ke sumber-sumber dari siklus
pengeluaran. Data biaya juga mengalir dari siklus pengeluaran ke buku besar
umum dan fungsi pelaporan untuk dimasukkan dalam laporan keuangan dan berbagai
laporan manajemen.
Tujuan utama dalam siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan total biaya
perolehan dan pemeliharaan persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang
diperlukan perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, manajemen harus membuat
keputusan penting sebagai berikut:
·
Berapa tingkat optimal
persediaan dan perlengkapan yang harus dimiliki?
·
Pemasok manakah yang
menyediakan kualitas dan layanan terbaik dengan harga terbaik?
·
Bagaimana perusahaan
dapat mengonsolidasikan pembelian antarunit untuk mendapatkan harga optimal?
·
Bagaimana teknologi
informasi dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan keakuratan fungsi
logistik inbound?
·
Bagaimana perusahaan
dapat memelihara kas yang cukup untuk memanfaatkan setiap diskon yang
ditawarkan pemasok?
·
Bagaimana pembayaran
ke vendor dapat dikelola untuk memaksimalkan arus kas?
B. SISTEM INFORMASI
SIKLUS PENGELUARAN
Aktivitas-aktivitas dalam siklus pengeluaran adalah cerminan dari
aktivitas-aktivitas dasar yang dijalankan dalam siklus pendapatan. Hubungan
erat antara aktivitas siklus pengeluaran pembeli dan aktivitas siklus
pendapatan penjual memiliki implikasi penting untuk mendesain sistem informasi
akuntansi kedua pihak. Secara spesifik, dengan menerapkan perkembangan TI baru
untuk merekayasa ulang aktivitas siklus pengeluaran, perusahaan menciptakan
peluang bagi para pemasok untuk merekayasa ulang aktivitas pendapatannya.
Sebaliknya, menggunakan TI untuk mendesain ulang siklus pendapatan sebuah
perusahaan dapat menciptakan peluang bagi pelanggan untuk memodifikasi siklus
pengeluarannya sendiri. Faktanya, perubahan dalam operasi satu perusahaan
mungkin mengharuskan perubahan yang sesuai dalam operasi perusahaan lain dengan
siapa ia berbisnis.
TABEL 13-1 Perbandingan Aktivitas
Siklus Pendapatan dan Siklus Pengeluaran
|
|
Aktivitas Siklus Pendapatan
|
Aktivitas Siklus Pengeluaran
|
Entri pesanan penjualan – memproses pesanan dari pelanggan.
Pengiriman – mengantar barang dagangan atau jasa ke pelanggan (logistik
outbound)
Penagihan – mengirimkan faktur ke pelanggan
· Penerimaan kas – memproses pembayaran dari pelanggan
|
Pemesanan bahan baku, perlengkapan, dan jasa – mengirimkan pesanan ke
pemasok.
Penerimaan – menerima barang atau jasa dari pemasok (logistik inbound)
Memproses faktur – meninjau dan menyetujui faktur dari pemasok.
· Pengeluaran kas – memproses pembayaran ke pemasok.
|
Proses
Seperti kebanyakan organisasi besar, AOE menggunakan
sebuah sistem ERP yang mendukung aktivitas bisnis siklus pengeluaran AOE.
Meskipun figur 13-3 menunjukkan bahwa departemen
pengendalian memiliki tanggung jawab utama untuk memastikan kuantitas yang
cukup atas bahan baku dan perlengkapan, setiap departemen dapat mengirimkan
permintaan untuk membeli barang. Setelah permintaan pembelian telah diseujui,
sistem akan mencari file induk persediaan untuk mengidentifikasi pemasok yang
cocok untuk barang tersebut. Sistem tersebut kemudian menciptakan sebuah
pesanan pembelian yang dikirimkan ke pemasok melalui EDI. Departemen penerimaan
memiliki akses ke file pesanan pembelian terbuka, sehingga ia dapat
merencanakan dan memverifikasi validitas pengiriman. Bagian utang diberitahukan
pesanan tersebut sehingga dapat merencanakan komitmen keuangan yang tertunda.
Departemen yang menghasilkan permintaan pembelian juga diberitahu bahwa
permintaannya telah disetujui.
Para pemasok besar mengirimkan pemberitahuan
elektronik jika pengiriman datang, yang memungkinkan AOE untuk merencanakan
dengan memiliki staf yang memadai guna memproses pengiriman yang datang ke
gudangnya. Ketika pengiriman tiba, para pekerja dok penerimaan menggunakan
sistem pemrosesan permintaan untuk memverifikasi bahwa sebuah pesanan yang
diharapkan dari pemasok tersebut. sebagian besar pemasok melabeli kode batang
atau RFID (radio frequency identificaton) produk-produk mereka untuk
memfasilitasi perhitungan barang. Para pekerja dok penerimaan menginspeksi
barang dan menggunakan sebuah terminal online untuk memasukkan informasi
mengenai kuantitas dan kondisi dari barang yang diterima. Sistem akan mengecek
bahwa data ke pesanan pembelian terbuka, dan setiap ketidaksesuaian dengan
segera ditampilkan pada layar sehingga ketidakcocokan dapat diatasi. Waktu yang
tepat atas pengiriman juga dicatat untuk mengevaluasi kinerja pemasok.
Sebelum transfer barang ke gudang, petugas persediaan
memverifikasi perhitungan barang dan memasukkan data tersebut ke dalam sistem.
Bagi para pemasok yang tidak mengirimkan faktur, sistem secara otomatis
menjadwalkan sebuah pembayaran berdasarkan sayarat yang disetujui ketika pesanan
ditempatkan. Petugas bagian utang memasukkan informasi dari pemasok yang
mengirimkan faktur EDI, dan terkadang faktur kertas. Sistem tersebut kemudian
membandingkan factor pemasok dengan informasi yang terkandung dalam pesanan
pembelian perlengkapan atau jasa yang biasanya tidak melibatkan pesanan
pembelian dan laporan pengiriman, faktur dikirimkan ke penyelia yang sesuai
untuk persetujuan. Faktur pemasok sendiri juga dicek untuk keakuratan
matematis. Sistem secara otomatis menjadwalkan faktur untuk pembayaran dengan
tanggal jatuh temponya.
AOE, seperti kebanyakan perusahaan, menggunakan sistem
pemrosesan batch untuk membayar pemasoknya. Setiap hari, para bendahara
menggunakan sistem pemrosesan inquiry untuk meninjau faktur yang jatuh
tempo dan menyetujui pembayarannya. AOE membuat pembayaran ke beberapa pemasok
yang lebih besar menggunakan financial electronic data interchange (FEDI),
tetapi masih tetap mencetak cek kertas bagi banyak pemasoknya yang lebih kecil.
Ketika sebuah pembayaran electronic funds transfer (EFT) diotorisasi
atau sebuah cek dicetak, sistem tersebut memperbaharui file utang,
faktur terbuka, dan buku besar umum. Untuk setiap pemasok, total dari seluruh voucher
dijumlahkan, dan jumlah tersebut dikurangkan dari kolom saldo dalam catatan
file induk pemasok tersebut. Pesanan pembelian yang relevan dan laporan
penerimaan ditandai untuk menandai bahwa transaksi tersebut belum dibayar.
Faktur yang dibayar kemudian dihapus dari file faktur terbuka. Sebuah
nota pengiriman uang (remittance advice) disiapkan untuk setiap pemasok,
yang mencantumkan setiap faktur yang dibayarkan dan jumlah diskon atau potongan
yang diambil. Untuk pembayaran yang dibuat dengan EFT, data pengiriman uang
akan menyertai pembayaran EFT sebagai bagian dari paket FEDI. Untuk pembayaran
yang dibuat dengan cek, nota pengiriman uang tercetak akan menyertai cek yang
telah ditandatangani. Setelah seluruh transaksi pengeluaran telah diproses,
sistem tersebut menghasilkan sebuah entri jurnal ringkasan, mendebit utang dan
mengkredit kas, serta posting entri tersebut ke buku besar umum.
Kasir akan meninjau cek tersebut dengan dokumen
pendukung dan kemudian menandatanganinya. Cek-cek tersebut adalah sejumlah
tertentu yang juga memerlukan tanda tangan kedua oleh bendahara atau manajer lain
yang berwenang. Kasir tersebut kemudian mengirimkan cek yang telah
ditandatangani dan nota pengiriman uang ke pemasok. Transaksi EFT juga
dijalankan oleh kasir dan ditinjau oleh bendahara.
Akses mudah terhadap informasi yang baru dan akurat
memungkinkan manajer untuk mengawasi kinerja secara dekat. Meskipun demikian,
kualitas terhadap keputusan tergantung pada keakuratan dari informasi di dalam database.
Ancaman dan Pengendalian
Kesalahan dalam data induk pembelian dapat
menghasilkan pembelian yang tidak diotorisasi dan kegagalan untuk memanfaatkan
diskon yang telah dinegosiasi. Salah satu cara untuk menanggulangi ancaman atas
data induk yang tidak akurat atau tidak valid adalah menggunakan pengendalian
intregitas pemrosesan data. Ini juga penting untuk membatasi akses data induk
siklus pengeluaran dan mengonfigurasi sistem sehingga hanya pegawai berwenang
yang dapat membuat perubahan atas data induk.
Ancaman umum kedua dalam siklus pengeluaran adalah
pengungkapan yang tidak diotorisasi atas informasi sensitif, seperti informasi
perbankan mengenai pemasok dan diskon harga khusus yang ditawarkan oleh pemasok
yang dipilih. Salah satu cara untuk menanggulangi risiko atas ancaman ini
adalah untuk mengonfigurasi sistem tersebut untuk menggunakan pengendalian
akses kuat untuk membatasi siapa yang dapat menampilkan informasi seperti itu.
Ancaman umum ketiga dalam siklus pengeluaran berkaitan
dengan kehilangan atau penghancuran data induk. Cara terbaik untuk
menanggulangi risiko ancaman ini adalah menggunakan backup dan prosedur
pemulihan bencana. Sebuah prektik terbaik adalah mengimplementasikan sistem ERP
sebagai tiga kejadian terpisah. Kejadian pertama disebut sebgai produksi,
digunakan untuk memprosesaktivitas harian. Kedua digunakan untuk pengujian dan
pengembangan. Kejadian ketiga seharusnya dipertahankan sebagai backup online
terhadap sistem produksi untuk menyediakan pemulihan secar real-time.
C. MEMESAN BAHAN BAKU,
PERLENGKAPAN DAN JASA
Aktivitas bisnis utama
yang pertama dalam siklus pengeluaran adalah memesan bahan baku, perlengkapan,
atau jasa. Pemesanan ini terlebih dahulu melibatkan untuk mengidentifikasi apa,
kapan, dan berapa banyak yang dibeli, dan kemudian memilih dari pemasok mana
untuk membeli
Mengidentifikasi Apa,
Kapan, dan Berapa Banyak Untuk Pembelian
Catatan persediaan yang tidak akurat dapat menciptakan masalah signifikan
bagi perusahaan. Oleh karena itu, akuntansi dan sistem professional perlu
memahami praktik terbaik untuk mengelola persediaan.
Proses
Pendekatan tradisional untuk mengelola persediaan adalah menjaga stok yang
cukup sehingga produksi dapat berlangsung tanpa gangguan bahkan jika persediaan
yang digunakan lebih besar dari yang diharapkan atau jika pemasok terlambat
dalam pengiriman. Pendekatan tradisional biasanya disebut sebagai pendekatan
economic order quality karena pendekatan ini didasarkan pada perhitungan ukuran
pesanan optimal untuk meminimalkan jumlah biaya pemesanan, penyimpanan, dan
kehabisan stok.
Pendekatan EOQ tradisional terhadap pengendalian persediaan sering menghasilkan
penyimpanan sejumlah besar persediaan. Uang yang diinvestasikan dalam menyimpan
persediaan tidak menghasilkan apapun, akibatnya dalam tahun terakhir ini banyak
perusahaan manufaktur besar di AS, telah meminimalkan atau bahkan mengeliminasi
sejumlah persediaan si tangan dengan mengadopsi perencanaan kebutuhan material
atau sistem manajemenpersediaan just-in-tim.
Perencanaan Kebutuhan
Material
Perencanaan kebutuhan material berupaya untuk mengurangi tingkat persediaan
yang dibutuhkan dengan meningkatkan akurasi.
Ancaman Pengendalian
Ada lima ancaman untuk menempatkan pesanan dengan pemasok. Salah satunya
melibatkan pembelian barang pada harga yang melambung. Biaya komponen yang
dibeli menunjukan sebuah porsi substansial dari total biaya beberapa produk
yang diproduksi.
Anggaran juga membantu dalam mengendalikan biaya pembelian. Pembelian
seharusnya dibebankan pada sebuah rekening yang merukapan tanggung jawab dari
seorang atau departemen yang menyutujui permintaan. Dalam upaya untuk dalam
mendapatkan harga yang mungkin terendah, ancaman lainnya adalah membeli produk
berkualitas inferior. Terlebih lagi, biaya scrap pengerjaan ulang sering
menghasilkan biaya total produksi yang lebih tinggi dibandingkan jika bahan
baku berkualitas tinggi dan lebih mahal yang telah dibeli sebelumnya.
Salah satu cara untuk mengurangi resiko masalah dengan ketergantungan
pemasok adalah mensyaratkan pemasok tersebut memiliki sertifikat dengan
memenuhi standar kualitas internasional, seperti ISO 9000. Pembelian dari pemasok
tidak diotorisasi dapat menghasilkan berbagai masalah. Berbagai
badanpemerintah, seperti Office of Foreign Asset Control dan Bureau
of Industry and Security dalam departemen perdagangan, memelihara daftar
individu dan perusahaan dengan siapa itu illegal untuk bertransaksi bisnis
dengannya.
Menggunakan EDI untuk pesanan pembelian memerlukan prosedur pengendalian
tambahan. Akses ke sistem EDI seharusnya dikendalikan dan dibatasi ke personel
yang diotorisasi melalui penggunaan kata sandi, ID pengguna, matriks control
akses, dan pengendalian akses fisik.
Beberapa ancaman terkait kebijakan juga timbul dengan EDI, yang
masing-masing harus ditutupi dalam perjanjian perdagangan. Contoh dari jenis isu
ini termasuk sebagai berikut:
·
Pada titik proses apa pesanan dapat dibatalkan?
·
Pihak mana yang bertanggung jawab untuk biaya pengiriman kembali jika
syarat kontak tersebut tidak diikuti?
·
Pihak mana yang bertanggung jawab untuk kesalahan dalam kode batang, tag
RFID dan label?
·
Apa yang terjadi jika kesalahan dalam sistem penjualan perusahaan pembelian
menyebabkan kesalahan tambahan dalam jumlah barang yang disediakan pemasok?
Dapatkah pemasok mengirimkan lebih banyak persediaan dari pada yang dipesan
jika dengan melakukannya mengurangi biaya total biaya pengiriman karena ini
menghasilkan muatan truk penuh, bukannya sebagian?
Penyuapan (kicksbacks), yang merupakan hadiah dari pemasok kea gen pembelian untuk
tujuan mempengaruhi proses pilihan mereka mengenai pemasok, adalah ancaman yang
lainnya. Rotasi pekerjaan adalah pekerjaan pengendalian penting lainnya untuk
mengurangi resiko atas penyuapan
D. PENERIMAAN
Aktivitas bisnis besar
kedua dalam siklus pengeluaran adalah penerimaan dan penyimpanan atas barang
yang dipesan.
Proses
Audit pemasok
mungkin salah satu alat terbaik untuk menilai efektivitas dari pengendalian
siklus pengeluaran. Tujuannya adalah untuk mengindentifikasi pemasok yang
cenderung terkait dengan masalah penyuapan. Bendera merah yang mengindikasikan
masalah potensi termasuk:
·
Presentase besar atas penjualan kotor pemasok adalah untuk perusahaan yg
menjalankan audit pemasok.
·
Metode penetapan harga pemasok berbeda dari prakti industry standar.
·
Pemasok tidak memiliki peralatan yg ia sewa tetapi ia sendiri menyewakan
peralatan tersebut dari pihak ketiga
·
Biaya hiburan tinggi dalam hal persentase dari penjualan kotor pemasok
tersebut.
·
Pemasok mengirimkan faktur pihak ketiga yang diubah atau fiktif.
·
Alamat pemasok dalam fakturnya fiktif.
Laporan penerimaan (receiving report )
mendokumentasikan detail-detail mengenai setiap pengiriman, termasuk tanggal yg
diterima, pengirim pemasok, dan nomor pesanan pembelian.
Tiga pengecualian yg mungkin terhadap proses ini adalah (1) menerima
kuantitas barang yang berbeda dari jumlah yang dipesan, (2) menerima barang
rusak atau, (3) menerima barang berkualitas infrerior yang gagal inspeksi.
Memo debit (debit memo) mencatat penyesuaian yang diminta. Satu salinan
memo debit dikirimkan pemasok, yang berikutnya membuat dan mengembalikan sebuah
memo kredit dalam pengakuan.
Ancaman Dan Pengendalian
Menerima pengiriman barang yang tidak dipesan menghasilkan biaya-biaya
terkait dengan pembongkaran, penyimpanan, dan kemudian pengembalian
barang-barang tersebut. Prosedur pengendalian terbaik untuk menanggulangi
ancaman ini adalah mengintruksikan departemen penerimaan untuk menerima hanya
pengiriman yang ada dalam pesanan pembelian yang disetujui.
Ancaman lain adalah membuat kesalahan dalam menghitung barang yang
diterima. Menghitung dengan benar kuantitas yang diterima sangat penting untuk
memelihara catatan persediaan perpetual yang akurat. Ini juga memastikan bahwa
perusahaan membayar hanya barang-barang yg benar diterima. Untuk mendorong
petugas penerimaan agar tepat menghitung apa yang dikirimkan, banyak perusahaan
yang mendisain sistem pemrosesan permintaan sehingga ketika meninjau pesanan
pembelian terbuka, para pekerja dok penerimaan tidak melihat kuantitas yang
dipesan.
Prosedur-prosedur yang berbeda diperlukan untuk untuk mengembalikan
pembelian dan jasa, seperti pekerjaan pengecatan dan pemeliharaan. Tantangan
besar dalam area ini adalah menetapkan bahwa jasa ini benar-benar dijalankan ,
yang mungkin sulit. Sebagai contoh, inspeksi visual dapat mengindikasikan
apakah sebuah ruangan sudah dicat; ini tidak mengungkap, meski demikian, apakah
tembok dengan layak diberi cat dasar, kecuali inspeksi dilakukan selama proses
pengecatan, yang mungkin tidak selalu memungkinkan.
Salah satu cara untuk mengendalikan pembelian jasa adalah menahan penyelia
yang sesuai agar bertanggung jawab atas seluruh biaya yang dikeluarkan
departemen tersebut. Sulit untuk mencegah penagihan yang curang bagi jasa. Oleh
karena itu, pengendalian detektif juga diperlukan. Salah satu teknik yang
paling efektif adalah bagi fungsi audit internaluntuk menjalankan tinjauan
menditail secara periodic atas jasa , termasuk audit catatan pemasok.
Pencurian persediaan adalah ancaman yang lainnya. Beberapa prosedur
pengendalian dapat digunakan untuk mengamankan persediaan terhadap kehilangan.
Pertama, persediaan seharusnya disimpan secara aman dengan akses yang terbatas.
Kedua, seluruh transfer persediaan dalam perusahaan seharusnya
didokumentasikan. Ketiga, penting untuk menghitung persediaan di tangan secara
periodik dan merekonsiliasi perhitungan tersebut dengan persediaan
E.
PENGELUARAN KAS
Proses
Kasir, orang yang
melaporakan ke bendahara, bertanggung jawab untuk membayara pemasok. Hal ini
memisahkan fungsi penyimpanan, yang dijalankan kasir, dari fungsi otorisasi dan
pencatatan, yang dijalankan oleh masing-masing departemen pembelian dan utang.
Pembayaran dibuat ketika utang mengirimkan kasir sebuah paket voucer. Meskipun
banyak pembayaran terus dibuat dengan cek, penggunaan EFT dan FEDI semakin
meningkat.
Ancaman dan
Pengendalian
Ancaman lainnya adalah
membayar untuk barang yang tidak diterima. Pengendalian terbaik untuk mencagah
ancaman ini adalah membandingkan kuantitas yang diindikasikan dalam faktur
pemasok dari kuntitas yang dimasukkan oleh pihak pengendalian persediaan yang
menerima transfer atas barang-barang tersebut dari departemen penerimaan.
Banyak perusahaan mensyaratkan defartemen pengendalian persediaan untuk
memverifikasi kuntitas dalam laporan penerimaan sebelum dapat digunakan untuk
mendukung pembayaran faktur pemasok. Verifikasi bahawa jasa (misalnya,
pembersihan atau pengecatan) yang dilakukan dengan cara yang lebih sulit. Oleh
karena itu, sebagian besar perusahaan tergantung pada pengendalian penganggaran
dan peninjauaan cermat pada biaya departemen untuk mengindikasaikan masalah
potensial yang memerlukan penyelidikan.
Penggantian pembayaran
atas biaya perjalanan dan hiburan pegawai menjamin perhatian khusus karena ini
adalah sebuah area yang mana penipuan sering terjadi dan trend teknologi
telah mempermudah para pergawai untuk menyerahkan klaim palsu. Sebagai contoh,
sebagaian besar maskapai penerbagan sekarang mendaorong para pelancong untuk
mencetak boarding pass sebagai dokumentasi pendukung untuk biaya yang
diklaim karena dokumen tersebut dapat digandakan oleh pelancaong atau dicetak,
tetapi tidak pernah digunakan. Akibatnya, banyak perusahaan mensyaratkan para
pegawai untuk meyerahkan bukti tambahan, seperti agenda konferensi yang
mengidentifikasi pengunjung, untuk membuktikan bahwa mereka benar-benar
mengambil perjalanan. Ancaman ptensial lainnya adalah bagi seorang pegawai
untuk memesan berbagai penerbangan atau hotel, membatalkan semua kecualai yang
termurah, tetapi menyerahkan klaim pergantian untuk opsi yang termahal. Cara
terbaik untuk mencegah masalah ini adalah mensyaratkan pegawai untuk
menggunakan kartu kredit perusahaan untuk perjalanan karena hal ini memastikan
bahwa perusahaan akan menerima jejak audit lengkap atas seluruh beban dan
mengkredit ke rekening.
Pembayaran duplikat
dapat terjadi karena berbagai alasan. Ini mungkin menjadi faktur duflikat yang
dikirim setelah cek perusahaan telah ada disurat, atau ini mungkin telah
terpisah dari dokumen lain dalam paket voucher. Meskipun pemasok
biasanya mendeteksi sebuh pembayran duflikat dan mengkredit rekening perusahaan
ini dapat memengaruhi kebuntuan arus kas perusahaan. Selain itu, catatan
keuangan akan menjadi salah, setidaknya sampai pembayaran duplikat terdeteksi.
Beberapa prosedur
pengendalian yang terkait akan dapat menanggulangi ancaman ini. Pertama, faktur
hanya disetujui untuk pembayaran hanya saat disertai dengan paket voucher lengkap
(pesanan pembelian dan laporan penerimaan). Kedua, hanya salinan asli pada
faktur harus dibayarkan. Sebagian besar faktur duplikat yang pemasok kirimkan
dengan jelas mengindikasikan bahwa faktur tersebut bukan yang asli. Pembayaran
seharusnya tidak pernah diotorisasi untuk fotokopi sebauah faktur. Ketiga,
ketika cek untuk membayar faktur yang telah ditandatangani, faktu dan paket voucher
harus dibatalkan (ditandai “dibayar”) dalam cara yang mencegah pengiriman
ulang. Meskipun ERS mengeliminasi faktur vendor secara keseluruhan, ini tetap
penting untuk menandai seluruh laporan penerimaan yang dibayarkan untuk
menghindari pembayran duplikat.
Kemungkinan besar
ancaman serius yang dikaitkan dengan fungsi pengeluaran kas adalah pencurian
atau penyalahgunaan dana. Dikarenakan kas adalah aset yang mudah dicuri, akses
ke kas, cek kosong, dan mesin penandatangan cek harus dibatasi. Cek harus
dinomori secara urut dan secara periodik dihitung oleh kasir.
EFT, baik itu sendiri
maupun sebagai bagian dari FEDI, memerlukan prosedur pengendalian tambahan.
Pengendalian akses yang ketat untuk seluruh transaksi EFT keluar sangan
penting. Kata sandi dan ID penguna harus digunakan secara spesifik untuk
mengidentifikasi dan mengawasi setiap pegawai yang diotorisasi untuk memulai
transaksi EFT. Lokasi dari terminal asal juga harus dicatat. Transakasi EFT
diatas adalah ambang batas tertentu yang harus mensyaratkan persetujuan
penyeliaan secara real-time. Ada juga batas-batas dalam total jumlah
dolar atas transaksi yang diizinkan per hari per individu. Seluruh transmisi
EFT harus dienkripsi untuk mencegah perubahan. Selain itu, seluruh transaksi
EFT harus distempel waktu dan dinomori untuk mefasilitasi rekonsiliasi
lanjutan. Program khusus, disebut modal audit tertanam, dapat didesain kedalam
sistem untuk mengawasi seluruh transaksi dan mengidentifikasi setiapa
karateristik spesifik yang dimilki. Sebuah laporan dari transaksi-transaksi
yang ditandai itu kemudian dapat diberikan ke manajemen ke audit internal untuk
tinjauan, jika perlu, dan penyelidikan yang lebih detail.
Transaksi perbankan
secara online memerluikan pengawasan konstan. Detetksi tepat waktu atas
transaksi mencurigakan dan notifikasi segara dari bank diperlukan untuk
memulihkan dana yang dicairkan secara curang. Sebuah ancaman seruis bahwa
ancaman perangkat lunak keystroke-logging dapat menginfeksi
komputer yang digunakan untuk perbankan online dan menyediakan para
penjahat dengan surat kepercayaan perbankan milik perusahaan. Cara terbaik
untuk menaggulangi ancaman ini adalah dengan menunjukan sebuah komputer
tertentu yang digunakan untuk perbankan online, untuk membatasi akses ke
komputer itu ke bendahara atau siapapaun yang bertanggung jawab atas otorisasi
pembayaran, dan hanya mnggunakannya untuk perbankan online dan bukan
aktivitas lainnya. Perusahaan juga harus mempertimbangkan penempatan blok-blok Automated
Cleaning House (ACH) yang mengintruksikan bank untuk tidak mengizinkan ACH
mendebit (arus kas keluar) dari rekening spesifik. Sebagai contoh, jika sebuah
perusahaan membuat seluruh pembayaran ke pemasoknya hanya dari rekening
pengecekan pengoperasian utamanya, ia mungkin berharap untuk mengintruksikan
bank untuk memblokir seluruh debit AHC dari rekening banklain miliknya.
Pencairan yang curang,
terutama penerbitan cek untuk pemasok fiktif, adalah jenis umum dari penipuan.
Pemisah tugasan yang tepat dapat secara signifikan mengurangi risiko atas
ancaman ini. Fungsi utama harus mengotorisasi pembayaran, termasuk perakitan
sebuah paket vouher, meski demikian, hanya bendahara atau kasir yang
harus menandatangani cek. Untuk mamastikan bahawa cek dikirim ke penerima yang
dikehendaki, kasir harus mengirim cek yang ditandatangani bukannya mengambilnya
ke utang. Kasir tersebut juga harus membatalkan seluruh dokumendan paket voucher
untuk mencegah dikirim ulang untuk mendukung pengeluaran yang laincek
melebihi jumlah tertentu, seperti $5.000 sampai $10.000, harus memerlukan dua
tanda tangan, dengan demikian menyediakan tujuan independenlain atas
pengeluaran. Pada akhirnya, sorang yang tidak berpartisipasidalam pemerosesan
baik penerimaan atau pengeluaran kas harus merekonsiliasi seluruh rekening
bank. Pengendalian menyediakan sebuah cek independen pada ketepatan dan
mencegah seseorang dari penyalahgunaan kas dan kemudian menyamarkan pencurian
dengan menyesuaikan laporan bank.
Akses terhadap daftar
pemasok yang disetujui harus dibatasi dan setiap perubahan atas daftar tersebut
harus dengan cermat ditinjau dan disetujui. Ini terutam penting untum membatasi
kemampuan untuk membuat pemasok satu kali dan memproses faktur sehingga pegawai
yang sama tidak dapat membuat pemasok baru untuk menerbitkan sebuah cek kepada
pemasok itu.
Ketika kemungkinan,
pengeluaran harus dibuat dengan cek atau EFT. Meskipun demikian, biasanya lebih
nyaman untuk pembelian minor, seperti kopi, atau pensil secara tunai. Sebuah
dana kas kecil, dikelola oleh seorang pegawai yang tidak memilki tanggung jawab
penanganan kas atau akuntansi lain, harus ditetapkan untuk menagani pengeluaran
seperti itu. Dana kas kecil seharusnya diatur sebagai dana imprest. Dana
imprest memilki dua karateristik: ini diatur pada jumlah tetap, seperti
$100, dan ini memerlukan voucher untuk bagi setiap pencairan. Pada
setiap waktu, penjumlahan kas plus voucher harus sama dengan saldo dana
yang telah ditetapkan. Ketika saldo dana rendah, voucher disajikan
pada utang untuk pengisian kembali. setelah utang mengotorisasi transaksi ini,
kasir kemudian menulis sebuah cek untuk mengisi kembali dana kas kecil pada
tingkat yang telah ditentukan. Sebagaimana dengan dokumen pendukung yang
digunakan untuk pembelian reguler, voucher yang digunakan untuk
mendukung pengisian dana kas kecil harus dibatalkan pada waktu dana dipulihkan
ke tingkat yang telah ditetapkan.
Operasi dari dana imprest
kas kacil secara teknis melanggar prinsip-prinsip pemisah tugas karena orang
yang sama memiliki hak memlihara kas juga mengotorisasi pencairan dari dana
tersebut dan memlihara sebuah catatan atas saldo dana. Ancaman penyalahgunaan
lebih dari mengimbangi, bagaiamanapun, dengan kenyamanan tidak harus memproses
pembelian lain-lain yang kecil melalui siklus pengeluaran normal. Bahkan,
risiko penyalahgunaan dapat ditanggulangi dengan memilki auditor internal
membuat hitungan yang tidak diumukan secara periodik atas saldo dana dan voucher
dan dengan menahan orang yang bertanggung jawab atas akuntabilitas dana kas
kecil untuk setiap kekurangan yang ditemukan selama audit kejutan tersebut.
Pencurian juga dapat
terjadi melalaui perubahan cek. Mesin perlindungan cek dapat mengurangi risiko
ancaman ini dengan mencetak jumlah dalam warna yang berbeda, biasanya kombinasi
tinta merah dan biru. Menggunakan tinta khusus yang mengubah warna jika diubah
dan mencetak cek pada kertas khusus yang mengandung tanda air dapat lebih
jauh mengurangi kemungkinan perubahan. Banyak bank juga menyediakan layanan khusus
untuk membantu melindungi perusahaan terhadap cek palsu. Satu layanan seperti
itu, disebut pembayaran positif, melibatkan pengiriman sebuah daftar harian
atas seluruh cek sah kepada bank yang kemudian akan menghapus hanya cek yang
mucul dalam daftar tersebut. Pada akhirnya, rekonsiliasi bank adalah sebuah
pengendalian detektif yang penting untuk mengidentifikasi penipuan cek. Jika
dilakuakn dengan tepat waktu , rekonsiliasi tersebut mempermudah pemulihan dari
bank. Tentunya, bank akan menutupi kerugian cek kosong hanya jika sebuah
perusahaan memberitahu mereka dengan segera setiap cek yang ditemukannya.
Terakhir, penting untuk merencanakan dan mengawasai pengeluaran untuk
menghindari masalah arus kas. Sebuah anggaran arus kas adalah cara terbaik
untuk menanggulangi ancaman ini.

Komentar
Posting Komentar